Untuk pertama kalinya, saya yang sebenarnya
adalah orang yang butuh persiapan mudik 2 sampai 3 bulan sebelum hari-H,
memutuskan mudik H-7 dari keberangkatan. Dan inilah pengalaman kami pulang ke Jakarta
menggunakan maskapai Scoot Airlines dari Tokyo.
Memesan Tiket
Hal yang dilakukan pertama kali adalah
melakukan pemesanan tiket. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memesan
tiket maskapai penerbangan. Sebut saja traveloka, tiket.com untuk dalam negeri.
Ada juga trip.com ataupun langsung dari maskapainya masing-masing.
Lalu cara apa yang kami lakukan ?
Pertama-tama, saya membandingkan harga
maskapai di google flight dan skyscanner. Benar saja, H-7 dari Golden week
bukanlah waktu yang tepat untuk membeli tiket penerbangan lintas negara. Sangat
Mahal. Dari semua pilihan yang ada, kami akhirnya memutuskan untuk membeli
tiket maskapai Scoot walaupun kami harus transit sekitar 20 jam di singapura.
Untuk pembelian tiket, saya memutuskan untuk
langsung memesan dari maskapai Scoot. Hal ini karena harga yang ditawarkan sama
dengan yang ditawarkan dari website agen lainnya. Saya juga merasa karena Scoot
adalah LCC, maka jika ada komplain ataupun hal yang harus didiskusikan, akan
lebih cepat jika menghubungi operator Scoot dibandinggkan melalui agen.
Hal yang perlu dicatat saat melakukan
pembelian dengan menggunakan website maskapai, harga dapat berubah dengan cepat
karena ada nya perubahan kurs. Oleh karena itu, jangan kaget apabila kita
menemukan harga yang berbeda jauh walaupun hanya berbeda beberapa menit saat
memesan.
Saat memilih tiket, saya mendapatkan tiket
yang berangkat jam 8 pagi dari narita airport. Artinya jam 5.15 pagi, saya
sudah harus check-in. Jika saya tidak tinggal di sekitar Narita airport,
menginap didalam bandara atau di hotel bandara adalah opsi yang paling
memungkinkan jika hanya mengandalkan transportasi publik.
Sebelum Keberangkatan
Saya memutuskan untuk menginap di hotel
bandara, nama hotel nya adalah Toyoko Inn Narita Shinkan. Hotel ini dapat
dipesan lewat traveloka. Hal yang paling menyenangkan dari hotel bandara adalah
adanya free shuttle bus dari narita airport dan hotel. Oleh karena itu, kita
tidak perlu memikirkan bagaimana cara untuk pergi ke bandara.
Saya turun di terminal 2 Narita Airport dan
pergi menuju halte 31-b. Disitu sudah ada shuttle bus yang menunggu orang-orang
yang akan pergi ke hotel. Teman-teman bisa lihat jadwal nya disini. Walaupun saat
memesan hotel, informasi yang saya dapat waktu check-in yang diperbolehkan
adalah 15.00-22.00, namun saat saya sampai sekitar 22.30 pun masih
diperbolehkan untuk check-in.
Kamar hotel Toyoko Inn Narita shinkan bisa
dibilang tidak luas namun tidak sempit juga. Terdapat 2 single bed yang disusun
bersebelahan, meja, gantungan baju tanpa kloset dan kamar mandi terintegrasi
ala jepang. Saya rasa hotel ini cukup nyaman untuk mereka yang menginap hanya
untuk melakukan penerbangan dikeesokan harinya.
Jika teman-teman memesan menginap di hotel
ini, sarapan juga disediakan secara gratis dari pukul 6.30 sampai 10.00 pagi. Sangat
disayangkan saya tidak bisa mencicipinya karena harus pergi ke terminal 1 dari
jam 4.50 pagi.
Saat di Bandara
Jika biasanya waktu check-in pesawat adalah 2
jam atau 2,5 jam sebelum keberangkatan, saya rasa waktu check-in Scoot airlines
cukup panjang yaitu 3 jam sebelum penerbangan. Benar saja, saat jam menunjukkan
pukul 5 pagi pun, sudah ada sekitar 6 orang yang mengantri untuk melakukan
check-in. Sangking paginya waktu check-in ini, bahkan sistem bandara pun masih
belum dinyalakan.
Dikarenakan Scoot adalah LCC, untuk dapat
memilih tempat duduk, kamu harus membayar lebih. Namun, pada saat check-in,
kamu sebenarnya dapat meminta ingin duduk di lorong atau dekat jendela, semua bergantung
dari ketersediaan kursinya.
Proses check-in cukup cepat, setelah diperiksa
bahwa berat barang bawaan kabin tidak lebih dari 10 Kg dan bagasi tidak lebih
dari yang kita pesan, maka tiket akan diterbitkan dan pada pukul 5.45 saya pun
siap untuk terbang.
Namun, saya baru sadar bahwa proses imigrasi
dan boarding di Narita airport terminal 1 dimulai dari jam 7 pagi. Hal ini
membuat antrian untuk masuk ke imigrasi dan boarding sudah mengular sangat
panjang, padahal jam masih menunjukkan angka 6.15.
Hal yang paling saya syukuri pada perjalanan
ini adalah karena saya dan istri pergi bersama anak kami yang masih dibawah 1
tahun. Jika teman-teman akan travelling bersama anak nya yang berusia dibawah 2
tahun, jangan sungkan untuk bertanya atau langsung mengantri di fast line. Pada
umumnya, fast line hanya boleh digunakan untuk para pelancong yang membeli
tiket premium (business atau first class). Namun, gerbang ini
juga dapat digunakan untuk pelancong prioritas seperti lansia, ibu hamil ataupun
orang tua dengan anak dibawah 2 tahun. Saya dan istri bahkan sangat terkejut, yang
awalnya kami sudah ikhlas untuk mengantri lama dalam jalur ekonomi, kami malah
menjadi orang pertama yang masuk ke imigrasi.
Dari imigrasi ke gate penerbangan
sebenarnya tidak terlalu jauh, namun karena kondisi masih pagi sehingga tidak
ada toko yang buka dan hanya ada vending machine yang beroperasi.
Hal yang sangat disayangkan pada penerbangan
ini adalah proses boarding yang cukup lama sampai-sampai berbeda dengan jadwal.
Telat sekitar 35 menit. Hal yang saya pahami, penerbangan ini menunggu para penumpang
premium yang datangnya cukup terlambat sehingga keseluruhan penerbangan pun
jadi ikut terlambat.
Lagi-lagi, jika teman-teman adalah salah satu
target penumpang prioritas seperti saya, jangan ragu untuk bertanya dan ikut
dalam antrian premium. Hal ini sangat memudahkan saya untuk dapat menata tempat
duduk, bagasi, dll di dalam pesawat saat masih sepi. Pesawat yang digunakan
cukup besar, dengan interior kursi 3-3-3. AC nya cukup dingin tanpa ada nya
hiburan di kursinya. Namun yang pasti, seperti LCC lainnya, kursinya tidak
memiliki bantalan tambahan yang dapat digunakan untuk tidur. Overall, ini
sangat cukup untuk pesawat LCC.
Jam menunjukkan pukul 8.55 dan pesawat pun
berangkat.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>Menuju
Part 2
إرسال تعليق