Bagaimana Membuat ANGKOT Naik Level
Kalau kita ngomongin transportasi publik di Indonesia, pastinya angkot bisa jadi salah satu hot topik dong!
Mari kita diskusikan.
Indonesia perlahan-lahan mulai perhatian dengan transportasi publik yang disediakan untuk masyarakat. Mulai banyak pembangunan transportasi publik di berbagai daerah, seperti LRT di palembang, MRT dan LRT di jabodetabek, ataupun jalur kereta lain di berbagai provinsi. Walaupun masih mayoritas di pulau jawa sih.
Sebagai negara dengan 270 juta lebih penduduk dan luas hampir 2 juta KM persegi, tentunya transportasi publik yang cepat, terjangkau dan versatile atau mudah beradaptasi di banyak medan adalah solusi yang paling pas untuk masyarakat.
Iya ga ?
Nah disitulah harusnya angkot mengambil peran. Menjadi angkutan kota yang cepat, murah dan gesit. Walaupun sudah puluhan tahun bertahan sebagai salah satu transportasi publik pilihan masyarakat, saya rasa masih banyak sekali improvement atau hal-hal yang bisa kita tingkatkan untuk mendapatkan pengalaman yang lebih baik lagi saat menggunakan Angkot ya.
Mari kita bahas!
- Kualitas infrastruktur Jalanan
Kamu mungkin berpikir, jika kita berbicara tentang angkot, kita langsung mulai membahas tentang angkot nya itu sendiri.
Tapi menurut saya, itu kurang benar.
Angkot sebagai sebuah transportasi publik bisa exist karena adanya integrasi dengan sistem infrastruktur di sekitar. Walau angkot bisa beroperasi dengan infrastruktur yang kurang mumpuni, namun tentu saja kualitas infrastruktur yang baik akan sangat meningkatkan pelayanan dan kualitas dari sistem angkot sendiri.
Menurut Badan Pusat Statistik, data terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 30 persen status kondisi jalan di Indonesia adalah rusak dengan catatan 15 persen nya adalah rusak berat.[1] Padahal mengutip Kominfo dan data kepolisian Indonesia, 30% kecelakaan di jalan adalah disebabkan oleh faktor prasarana dan lingkungan.[3]
Tidak hanya itu, Toyota Astra juga menjelaskan bahwa jalanan yang berlubang dapat menyebabkan kerusakan yang lebih cepat kepada kendaraan[2].
Namun itu baru satu faktor di jalan. Kita juga masih harus membahas tentang lampu penerangan. Kemudian ada tanda dan simbol di jalanan. Semua hal yang saya sebutkan barusan harus menjadi perhatian dan wajib untuk ditingkatkan demi perbaikan angkot.
- Kualitas Angkutan Kota
Kamu mungkin tahu atau mungkin pernah dapat informasi dari orang lain atau juga pernah ngeliat sendiri kalau armada yang digunakan angkot masih banyak yang jauh dari kata layak.
Mari kita cek kondisi nya saat ini ?
Menurut pemerintah kota denpasar, hampir 50% angkot yang beroperasi sudah tidak layak[4]. Begitu juga di bekasi, dikabarkan ada ratusan angkot yang sudah tidak layak untuk beroperasi[5].
Jika kita cek di kota-kota lain, hampir semuanya menunjukkan hal yang sama. Angkot menggunakan armada yang sudah tidak layak beroperasi. Padahal kualitas angkot sangat penting untuk memastikan keamanan pengemudi, penumpang, serta kenyamanan dalam perjalanan.
- Sistem pembayaran dan tempat pemberhentian Angkutan Kota
Bagi masyarakat sekitar atau orang yang biasa menggunakan angkot, pasti tahu bagaimana cara kerja angkot sehari-hari. Kita angkat tangan kanan atau kiri, dan otomatis angkot akan datang menghampiri. Bisa juga kita langsung masuk ke dalam angkot dan menunggu sampai tua di dalamnya karena si pengemudi masih mengumpulkan penumpang.
Lalu saat mau turun, kita tinggal bilang, “bang, kiri” dan secara ajaib sang pengemudi akan meminggirkan angkotnya agar kita bisa turun. Dimana saja tanpa terkecuali. Nah pada saat turun ini lah yang akan membedakan mana penumpang reguler dan yang mana penumpang baru.
Bagi penumpang regular, mereka telah mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan untuk perjalanan mereka. Namun bagi turis ataupun orang yang pertama kali naik angkot, Ketika akan membayar, akan terjadi sebuah diskusi dengan pengemudi atau asisten pengemudi. Naik dari mana, turun ini dimana, begitulah informasi yang akan kita berikan. Kemudian, pengemudi akan mengkalkulasikan biaya perjalanan secara manual di ingatan dan pengalaman lalu memberikan informasi itu secara verbal. Katakan 5000.
Namun, apakah kita memang harus membayar 5000? Mungkin saja harusnya cuman 4000. Apa jaminan bahwa pengemudi atau kenek tidak memberikan informasi palsu? Saya tidak bilang bahwa para pengemudi bukanlah orang jujur. Bukan itu intinya. Namun, saya ingin memberikan gambaran bahwa sistem saat ini mempunyai banyak kelemahan atau loophole yang bisa dimanfaatkan oleh siapapun untuk mengakibatkan kerugian bagi dua belah pihak.
Ada dua solusi yang mungkin bisa diaplikasikan dalam pemikiran saya saat ini.
Pertama, menggunakan sistem tiket berbasis lokasi atau GPS. Selama perjalanan, penumpang yang akan naik akan diberikan tiket yang berisi informasi dimana mereka naik. Kemudian ketika turun, tiket ini akan dipindai untuk mengetahui titik dimana mereka turun. Di dalam mesin pindai, jarak antar lokasi turun dan naik akan dihitung kemudian mesin tersebut akan mengeluarkan harga sesuai dengan referensi di database. Simpel ya. Hal ini memastikan harga perjalanan akan tetap sama dimanapun dan kapan pun.
Yang kedua adalah membuat sistem pemberhentian dan pembayaran seperti busway. Artinya, angkot harus digunakan melalui halte angkot yang telah disediakan, untuk naik maupun turun. Harga yang ditetapkan kan pun sudah bisa diprediksi dari awal, karena informasi setiap halte sudah diberikan oleh angkot nya sebelum kita naik.
Menarik bukan ?
- Optimalisasi jalur angkutan kota
Puluhan tahun angkot telah berada bersama kita. Tentunya, dalam puluhan tahun ini juga, telah banyak perubahan pembangunan serta pemukiman masyarakat. Sayangnya, masih banyak angkot yang masih belum berkembang mengikuti perubahan.
Sebut saja, kadang terdapat dua angkot dalam satu waktu. Hal lain seperti tidak adanya angkot di jam-jam tertentu. Ataupun bahkan tidak ada angkot sama sekali untuk daerah-daerah tertentu.
Padahal 3 contoh permasalahan yang saya sebutkan barusan hanyalah contoh dasar kenapa angkot wajib untuk melakukan perubahan. Ada beberapa cara yang saya pikir mungkin bisa diterapkan untuk optimalisasi jalur angkot tersebut.
Contohnya, bagaimana jika angkot membayar mahasiswa tingkat akhir, misal jurusan matematika atau jurusan informatika, untuk membuat pemodelan efisiensi penumpang pada jalur angkot tersebut.
Dari pemodelan hasil tersebut, saya yakin kita bisa dapat banyak informasi yang berguna untuk angkot sendiri. Misalnya, berapa jumlah rata-rata penumpang, atau jam berapa prime time dari angkot, atau lagi misalnya daerah mana yang paling sedikit penumpang nya.
Semua data ini akan sangat berguna untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi cost service ataupun meningkat optimasi dalam operasinya.
Gimana ? Udah capek baca nya ?
Ya kira-kira begitulah kaizen atau peningkatan yang bisa kita lakukan terhadap angkot. Walaupun saat ini, saya pribadi masih hanya memiliki ide dan belum tahu cara menerapkannya. Bahkan jika bisa diterapkan pun, saya belum tahu apakah hasilnya akan sesuai harapan saya di lapangannya.
Namun, saya berharap dengan adanya awareness tentang angkot ataupun pentingnya peran angkutan kota di masyarakat, suatu saat kita bisa memiliki transportasi publik, yang aman, nyaman, dan terpercaya di sekitar kita.
Sekian dulu untuk topik kita kali ini. Tunggu saya di kaizen selanjutnya!
Referensi:
- https://www.liputan6.com/bisnis/read/5280105/bps-31-persen-jalan-di-indonesia-rusak-dan-rusak-berat?page=2
- https://www.toyota.astra.co.id/toyota-connect/news/mengemudi-di-jalan-berlubang-bikin-5-komponen-mobil-ini-mudah-rusak
- https://www.kominfo.go.id/index.php/content/detail/10368/rata-rata-tiga-orang-meninggal-setiap-jam-akibat-kecelakaan-jalan/0/artikel_gpr
- https://www.denpasarkota.go.id/berita/50-persen-angkot-tidak-layak-operasi
- https://radarbekasi.id/2021/11/11/tidak-layak-jalan-ratusan-angkot-melebihi-batas-usia/
إرسال تعليق