Leiden is lijden. Memimpin adalah Menderita.

 


Leiden is lijden. Memimpin adalah Menderita.

 

Akhir-akhir ini, Kembali teringat pepatah lama Belanda yang sering dikaitkan dengan mantan Menteri luar negeri Indonesia, K.H. Agus Salim.


Een Leidersweg is een lijdensweg. Leiden is lijden.


Jalan memimpin bukan jalan yang mudah. Memimpin itu menderita.


Sebagai salah satu orang yang terlibat dalam kemerdekaan negara Indonesia, bahkan sampai menjadi diplomat dan Menteri, Alih-alih tinggal di rumah dinas yang mewah, K.H Agus Salim dan keluarganya tinggal di kontrakan sederhana semasa hidupnya. Bahkan Profesor Willem “Wim” Schermerhorn, ketua delegasi Belanda dalam perundingan Linggarjati, mengatakan K.H Agus Salim selama hidupnya selalu melarat dan miskin.


Namun, kondisi hidupnya tidak pernah membuat integritas dan profesionalitasnya hilang. Agus Salim, yang menguasai 6 bahasa, merupakan diplomat ulung bahkan menjadi salah satu orang yang berperan dalam pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun 1947.


Mungkin saat ini, tidak banyak pemuda Indonesia yang mengenal beliau atau bahkan mengetahui prestasi beliau. Indonesia, pernah memiliki pemerintahan yang diisi oleh orang-orang cemerlang dan memprioritaskan negaranya.


K.H Agus Salim menderita. Beliau tidak pernah berhenti memikirkan tentang Nasib Negara Indonesia dari sebelum Merdeka sampai akhir hayatnya. Bukankah beliau dapat dengan mudah menggunakan status nya untuk mendapat kehidupan yang mewah dan menyenangkan di masa jabatannya.


Namun, tidak. Sekali-kali tidak.


K.H Agus Salim memilih jalan memimpin. Memimpin adalah menderita. Entah diartikan secara harfiah maupun ada makna lain dalam penderitaan tersebut.


Ah, kapan lagi tiba waktunya pemimpin negaraku mempelajari makna dari penderitaan seorang pemimpin ?


 


 

Post a Comment

أحدث أقدم